We're not a Movie Stars (PGWear, clothing company internasional bagi suporter)
Sepakbola sedang menjadi sorotan di Indonesia. AFF lah penyebabnya. Penuh gebrakan dalam kompetisi Asia Tenggara kali ini. Pertama, Indonesia menjadi tuan rumahnya, otomatis sekali akan dekat bagi rakyat Indonesia untuk menonton pertandingan sepakbola. Kedua, pertandingan pertama bagi Indonesia adalah melawan Malaysia. Berhenti dulu sampai sini. Partai pertama yang sangat ditunggu-tunggu ditambah dengan pertandingan yang digelar di kandang sendiri. Tak heran animo masyarakat meledak-ledak. Apalagi ditambah dengan kemenangan besar di babak awal.
Berita demi berita tentang kemenangan timnas Indonesia terus saja diputar di segala media. Akibatnya, banyak masyarakat yang semula apatis dengan sepakbola Indonesia mulai melirikkan matanya untuk menengok prestasi timnas. Alasannya bukan hanya satu, saya menyoroti dua saja. Pertama, Indonesia beserta rakyatnya sudah rindu gelar dan kemenangan, dan kemenangan besar atas Malaysia di pertandingan pertama mengangkat derajat timnas Indonesia lantaran Malaysia juga erupakan musuh politik dan budaya bagi Indonesia. Alasan kedua karena masuknya pemain baru yang handal dan tampan, mengangkat imej timnas semakin baik di mata masyarakat.
Sorotan publik banyak diarahkan pada timnas dan suporter yang datang mendukung dalam pertandingan di Gelora Bung Karno. Media seakan hanya punya satu tujuan berita kala itu. Timnas dan suporter. Hal ini ternyata tidak hanya menjadi hal hingar bingar di Indonesia, di belakangnya, pelatih timnas Alfred Riedl muring-muring. Anah asuhnya kekurangan waktu untuk latian dan istirahat akibat besarnya arahan kamera pada timnas. Belum lagi ekspektasi besar dari masyarakat agar timnas menjuarai AFF. Suporter-suporter juga ramai diwawancarai di televisi. Ramai-ramai nongol di media. Beradu eksistensi.
Ribuan masyarakat mendadak mengaku jadi suporter timnas, padahal banyak di antara mereka yang belum pernah jadi suporter di tanahnya sendiri, belum pernah mencicipi dunia suporter bagi tim lokalnya. Suporter yang tiap tahun mendukung di GBK jadi tersingkir. tersingkirkan oleh suporter dadakan yang berdandan sebelum masuk ke stadion. Suporter-suporter lama yang setia mendukung dari jaman Indonesia belum menangan jadi tersingkir. Stadion GBK penuh artis, plus penuh orang sok ngartis.
Hey, ini sepakbola. Tidak butuh orang yang mendadak mengaku peduli. Sepakbola tidak butuh media massa. Sepakbola tidak butuh kegiatan politis, sepakbola bukan tempat hang out. Kamu tampan, kamu kaya, kamu keren, tidak berlaku dalam sepakbola. Sepakbola pada dasarnya adalah pertarungan. Dan tidak perlu muncul acap kali di televisi, tidak perlu orang-orang semua tau kamu menonton di stadion. Sepakbola hanya butuh teriakan dukungan dari suporter kepada tim yang mereka banggakan.
No comments:
Post a Comment