Kami para suporter tidak pernah bisa melewatkan matchday. H-1 matchday selalu dipenuhi dengan jantung berdebar dan insomnia. Tidak hanya satu-dua orang, tapi sebagian besar suporter sebuah tim pasti akan kesulitan tidur menjelang matchday. Bagaimana tidak, kebanggaannya akan berlaga. Dan perasaan tidak ingin melewatkan pertandingan ini memupuk detak jantung.
Insomnia ini masih dilanjutkan dengan perasaan tidak sabar untuk datang sesegera mungkin di stadion. 3 jam sebelum pertandingan dimulai kami sudah hadir, menyiapkan banner dan bendera kami sebagai alat bantu kami mendukung tim. Lengkap dengan perkusinya. Semangat ini yang terus kami pupuk, kami tidak ingin meremehkan matchday dengan datang bermalas-malasan. Kami ingin menghargai pahlawan kami yang bertarung dengan sekuat tenaga di lapangan hijau. Kami ingin ada sebelum mereka memasuki area pertarungan, sambil memutar botol alkohol sebagai asupan energi dalam menyanyi nanti.
Kedatangan awal kami tidak hanya mempersiapkan alat-alat. Ada tujuan lain, yaitu teror terhadap tim lawan. Ada kebiasaan untuk tim lawan agar lebih dulu pemanasan di lapangan sementara tim kami masih melakukan briefing di ruang ganti. Pada waktu inilah kami melakukan ejekan-ejekan pada tim lawan. Dibilang rasis kami tidak peduli. Kami rasis pada tim yang melawan tim kami saat itu. Semua tim, tidak terkecuali. Dunia akan mengecap kami suporter yang buruk, tapi kami tidak peduli. Apapun demi kemenangan tim.
Ejekan di awal pertandingan tidak akan berlangsung lama, hanya sebelum pemain kami memasuki lapangan untuk pemanasan. Begitu pemain kami masuk, ejekan pada tim lawan langsung berubah menjadi nanyian dukungan untuk tim yang kami banggakan. Kami sudah tidak peduli sama sekali dengan lawan kami. Yang ada di pikiran kami hanyalah dukungan untuk tim dan harapan akan kemenangan.
dengan api, kita buat sambutan bagi tim yang kita banggakan
via http://ambisiotakkosong.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment