Tuesday, July 30, 2013

Fowers City Casuals

Flower City Casual (F.C.C)


FCC merupakan kependekan dari Flowers City Casuals, yang maknanya kurang lebih sebagai Casuals dari Kota Bandung, berawal dari kesukaan akan budaya inggris, hoby bergaya dengan brand eropa dan kecintaan pada Pe
rsib Bandung, sekitar tahun 2005 berdirilah FCC. Berbeda dengan klub penggemar Persib Bandung lainnya, FCC tidak memiliki struktur organisasi dan keanggotaan formal.

Dimanakah FCC bisa ditemui? Oya, kami selalu berada di sisi utara Stadion Siliwangi di setiap laga tandang, jangan berharap mendapatkan koreografi yang indah disini, apa lagi berharap bisa bernyanyi bersama chants ôUwa û Eweö atau ô******Bonek sama Sajaö, karena kami tidak seperti itu, kami berbeda dengan pendukung militan dari bagian timur pulau jawa tersebut, tak ada panglima, tak ada koreografi, mungkin hanya flare terbakar, chants dan caci-maki terhadap klub lawan yang akan didapatkan disini.

Diluar tribun, kami bisa ditemui pada waktu-waktu tertentu, seringkali pada siaran langsung laga tandang Persib Bandung ataupun bigmatch Premier League berlangsung, di kedai seputaran kota Bandung yang menjual bir dengan harga yang tidak terlalu mahal dan menyiarkan tayangan langsung sepakbola, selain PERSIB, obrolan tentang items casuals pun menjadi perbincangan seru diantara kami, info tentang lapak Trainers Adidas Originals ataupun secondhand jaket Sergio Tacchini, Fila, Slazenger menjadi tema penting. beberapa diantara kami adalah penganut taat paham Straight Edge, dan kami respek dengan itu semua.

Ada hal-hal yang sangat dibenci oleh FCC di tribun Stadion, memakai jersey atau merchandise klub yang tidak ada hubungannya dengan pertandingan saat itu, apalagi ditambah dengan tidak menggunakan alas kaki (karena kami menganggap setiap laga Persib adalah seremonial suci yang harus sangat dihargai, bayangkan saja kamu datang ke pesta perkawinan tanpa alas kaki) dan menyanyikan lagu persahabatan antara dua grup pendukung sepakbola dengan embel-embel ôSatu Hatiö WTF! Dan satu lagi, membawa gitar ukulele di tribun, Tai Suci! (maksudnya Holyshit) Apa lagi itu! siapapun bisa menjadi bagian FCC, tentunya mencintai Persib dan kultur Casuals. B
ersikap Casuals dan mari bergabung bersama kami disini, di tribun utara!

Monday, July 29, 2013

#ACAB 1.3.12

A.C.A.B


A.C.A.B dengan singkatan A.C.A.B. All Cops Are Bastard itulah kepanjangannya, hmm nampaknya dari kata tersebut mungkin langsung pada mengerti apa artinya secara hirarki kata “SEMUA POLISI ADALAH BAJINGAN !!!”, thats right dude… mengapa demikian??

Berasal dari setidaknya tahun 1940-an, dan digunakan sebagai slogan selama mogok para penambang Inggris, ACAB adalah singkatan sering diintegrasikan ke dalam penjara di Inggris, hal ini paling sering diberikan dengan satu huruf antara buku jari dan sendi pertama setiap jari, alternatif kadang terlihat sebagai titik kecil di seluruh buku jari simbolis masing-masing.

Sebenarnya ada beberapa versi kelompok yang mengamalkan A.C.A.B dalam suatu pergerakan mereka. Pada umumnya kelompok ini adalah kelompok dengan ras extrimis kiri, dimana ras ini menolak keras akan suatu ketidak adilan yang didapatkan dari Cops atau polisi. Kelompok extrimis itu salah satunya kelompok Ultras. Ultras adalah kelompok suporter anti terhadap polisi, alasan mereka menolak keras terhadap polisi adalah para polisi yang selalu mengacau dimana cita-cita ultras yang bertolak belakang dengan polisi. Para polisi biasanya menggunakan/atas nama keamanan mereka semena-mena terhadap kelompok yang memperjuangkan hak dan cita-cita mereka. Pasalnya jika terjadi insiden kecil saja, mereka memperbesar sutau insiden yang seharusnya dapat diselesaikan dengan kepala dingin, mereka mencammpuri, memprovokasi dan berpura-pura menangani situasi dimana hati mereka bersungguh-sungguh menghakimi dengan keji.

Dalam politik modern, baik neo-Nazi Skinhead dan sayap kiri / anarkis bajingan menggunakan “ACAB” sebagai slogan. Pada 7 Januari 2011, tiga penggemar sepakbola Ajax didenda karena memakai t-shirt dengan angka 1312 dicetak pada mereka. 1312 singkatan ACAB. Salah satu fenomena yang dekat dengan A.C.A.B adalah seluruh kelompok ultras di Italia menolak keadaan posisi polisi di dekat mereka di saat pertandingan sepakbola. Para ultras yang mempunyai basis tempat tersendiri (biasanya berposisi di belakang gawang, baik utara maupun selatan) melarang keras polisi mendekat, jika mereka mendekat sejengkal, perlawanan akan membrutal nyawa pun harus jadi tumbal. Terbukti pada kerusuhan di genoa 1 polisi mati akibat para ultras yang membrutal akibat tingkah polisi yang frontal.

Postingan ini saya terinspirasi dari seoranag yang sangat saya kagumi dimana kekaguman saya terhadapnya melebihi kekaguman terhadap presiden yang sangat menyebalkan yang lebih menyebalkan dari koneksi saya yang menurun secara ekspektasi, dimana dia menulis tentang police, dimana dia mengungkapkan kekesalanya dengan sedikit tulisan yang lugas, mengiris, dan extrimis !!!!, saya mulai terinspirasi dengan pemikirannya yang saya terapkan dalam jalan klompok ultras, karena saya sendiri seorang ultras. Dan slogan ALL COPS ARE BASTARD !!!! slalu melekat dalam diri.

Ultras From A to Z

Ultras From A to Z

  Avanti Ultras - Slogan Khas Italia yang terkenal, digunakan oleh banyak ultras di seluruh dunia. dalam bahasa inggris : Forward Ultras!

Ban - Mendapat Larangan Untuk menyaksikan Tim Kesayangan di atas Tribun, Mimpi buruk bagi semua Ultras. ...

Choreographies - Ultras tahu bagaimana membuatnya menjadi Spektakuler!

Drums - Membuat Chants menjadi lebih meriah.

Enthusiasts - Ultras Mendukung Tim bukan karena Bayaran, tapi karena rasaCinta, dan mendukung tim sepakbola adalah Jalan Hidup Ultras.

Football - Hal yang Paling penting di Dunia!

Goal - Momen paling indah sekaligus Horor dalam sebuah pertandingan.

Hope - Sesuatu yang tak Pernah padam dalam sanubari Ultras.

Internet - Yeah, berkat Internet pergerakan Ultras begitu cepat di seluruh dunia

Justice - Untuk semua Supporter Sepakbola yang menjadi korban kebiadaban A.C.A.B..

Kop - Bagian dari Stadion dimana biasanya Ultras berada.

Liberta per gli ultras - Kebebasab bagi seluruh Ultras.

Mentality - Mentalitas adalah Jalan Hidup seorang Ultras!

No profit - Tolak Sepakbola Modern.

Originality - Dalam Koreografi, Chants Orisinalitas sebenarnya hal yang diagungkan oleh Ultras, walau kini sangat sulit untuk dilakukan

Pyroshow - membakar Flare adalah hal paling sakral yang dilakukan oleh Ultas dalam satu pertandingan

Quality - Hal yang Paling penting dalam satu komunitas Ultras, parameternya Bisa dari Koreografi, Chants, Pyroshow, etc.

Repression - P.H.H.

Stadium - Rumah Kedua Ultras

Torch - Flare, bukan sekedar aksi bakar kembang api, namun simbol dari mentalitas ultras

Ultras - no need to explain this one

Violence - Ya, terkadang Ultras melakukan kekerasan dan kerusuhan, namun itu bagian dari permainan ;p

Win - Di Lapangan, di Tribun, di jalanan, kemenangan adalah hal yang utama

XXX - sex, beer and football

Young guys -Generasi Baru yang menjaga semangat ultras tetap menyala

Zero tolerance 
- Orang tua, Pacar, Istri, Polisi, Guru, Atasan terkadang tidak memiliki tolerannsi terhadap jalan hidup Ultras, namun siapa yang peduli !

Mengapa Rivalitas Suporter Terkesan Dibiarkan?

Mengapa Rivalitas Suporter Terkesan Dibiarkan?




Hari-hari belakangan, makin marak berita mengenai aksi-aksi anarkis suporter, entah memang ada aktor intelektual di belakangnya, atau juga entah hanyalah oknum yang memanfaatkan keadaan. Tapi untuk kali ini, akan kami batasi sedikit untuk menyoroti mengenai “Rivalitas antar suporter” sebagai pokok bahasan.
Masih  belum jauh-jauh hari, Sabtu kemarin (22/6) terjadi aksi anarkis yang sudah menjurus sebagai aksi kriminal, yakni penyerangan kepada bus yang digunakan oleh pemain dan official Persib Bandung saat keluar hotel akan menuju ke stadion guna menjalani laga melawan Persija Jakarta. Belum ada sebulan sebelumnya, juga terjadi aksi anarkis saat Persis Solo melakoni laga tandang melawan PSS Sleman dalam laga lanjutan Divisi Utama LPIS. Kiper, I Komang Putra dilempar dengan menggunakan benda keras (botol beer, namun masih menjadi perdebatan) dan beberapa pemain mendapatkan teror bahkan dari pengurus klub lawan. Mungkin bila mau dirunut satu-persatu, banyak sekali laga sepakbola yang diwarnai aksi-aksi tidak sportif dan bahkan menjurus anarkis.

Dari kedua contoh kejadian diatas, ada hal yang menarik untuk dicermati. Setelah puluhan tahun ada berita-berita miring mengenai aksi anarkis suporter, kebanyakan adalah gesekan antar suporter yang dikarenakan ke-fanatisan berlebihan dalam hal mendukung tim kesayangan, sehingga ketika berjumpa dengan suporter rival otomatis menimbulkan emosi. Namun, dari dua contoh diatas, fenomena kini menjadi berkembang. Tak hanya sekedar gesekan antar suporter saja, namun kini angin telah berubah dan para pemain dari klub rival-lah yang menjadi sasaran aksi negatif ini. Memang pada jaman dahulu juga pernah ada kejadian pemain menjadi korban kebrutalan suporter lawan, namun fenomena akhir-akhir ini sepertinya makin liar berkembang tanpa ada upaya “pemangku kepentingan” hajatan sepakbola nasional untuk meredamnya.

Berita pun berkembang, tak hanya sebatas media-media mainstream, berita straight-set juga banyak beredar antar pengguna jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Tentu saja dengan beragam cara penyampaian. Dari kesemuanya, baik dari kubu yang dirugikan maupun dari kubu yang dianggap biang keladi, masing-masing mempunyai argumen maupun pembelaan sendiri. Bila ditarik kesimpulan dari adu argumen dan pembelaan ini, akan jadi panjang pada perdebatan, suporter atau oknum suporter? Daripada susah-susah kami menyebutnya, lebih baik kita langsung bikin gap saja. Karena belum jelas siapa pelakunya, maka bila pelaku hanya beberapa gelintir saja, kita sebut dengan oknum siporter. Bila pelakunya lebih dari 10 orang dan mereka memang menyiapkan segala keperluan untuk memperlancar aksinya, maka kita sebut saja sekompi oknum suporter. Namun bila pelaku sangat banyak dan mungkin malah dalam kisaran ratusan jumlahnya, ya sebaiknya kita sebut saja dengan sebutan“oknumiyah wal jamaah wal psychoniyah”. Begitu saja daripada makin berlanjut perdebatannya, hehee

Bagaimana Komdis menyikapinya ?

Ada satu hal yang kami rasa aneh dalam kasus pelemparan bus pemain dan offisial Persib Bandung, jalas pemain dan klub yang merasa dirugikan, namun masih ada pertimbangam-pertimbangan lain dari sang manajer, Umuh Muchtar, untuk melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib. Padahal bila menilik dari kronologis kejadian, hampir dipastikan ini adalah kejahatan atau aksi kriminal yang terencana. Mana mungkin ada batu-batu gede di TKP? Atau mana mungkin botol-botol berisi bensin digunakan sebagai bom molotov, padahal baru beberapa hari yang lalu pemerintah menaikkan harga premium. Jawabannya satu, memang sudah ada perencanaan sebelumnya. Tapi yaaaa, kita tunggu saja apakah ada pelaporan dan penyidikan atas kasus ini.
Lantas, dimana peran PSSI sebagai federasi yang menaungi hajatan sepakbola nasional atas hal-hal yang bukan saja mencoreng nilai sportifitas, namun juga telah melanggar norma hukum yang berlaku ini? Dari jaman dulu hingga sekarang ini, tetap jawabannya hanya satu : angkat tangan, karena ini sudah masuk yuridis Kepolisian atas aksi kriminal yang terjadi.

Mengingat bahwa ketua Komdis PSSI saat ini, Hinca Panjaitan, pernah membuat desertasi mengenai penggunaan APBD untuk sepakbola dan juga menyinggung mengenai Lex Sportiva, tentu beliau mendalami akan batasan-batasan ini. Bahwa kita hidup dalam negara hukum dan sepakbola juga mempunyai peraturan tersendiri untuk mengakomodasi jalannya sepakbola 2×45 menit. Namun, kami merasa pesimis akan ada pengusutan kasus ini. Bahkan tahun lalu ketika Bonek terlibat kerusuhan melawan polisi dan dari kronologis kejadian memang mengarah pada kesalahan pihak Kepolisian, Komdis yang saat itu dijabat oleh Bernhard Limbong, juga tak bisa berbuat banyak.
Atas batalnya laga Persija melawan Persib ini, beragam komentar mengiringi pertanyaan mengenai kelanjutan laga ini. Tapi menurut dari kacamata kami sebagai P.S.K (Pengamat Sepakbola Koplaksiana) ada beberapa hal yang bisa dicermati. Laga dapat diputuskan Persija menang WO (walk out) bila tidak ada faktor force majeur. Tapi kendalanya, apakah penyerangan terhadap pemain dan official ketika belum tiba di tempat dilangsungkannya pertandingan itu tergolong faktor force majeur? Karena bila memang terkendala faktor force majeur, maka pertandingan bisa dijadwalkan ulang dalam laga tunda. Ini yang menjadi perdebatan, seandainya hal itu tidak tergolong faktor force majeur, tentu bisa jadi hal mudah begini : “Cara gampang agar menang tanpa bertanding adalah, cegat aja tim lawan biar nggak datang, dan tim kita dinyatakan menang WO”.

Dimana peran federasi untuk meredam gesekan antar suporter ?
Kembali pada topik utama kita kali ini mengenai Rivalitas Antar Suporter, serasa tak ada langkah nyata dari federasi untuk menciptakan iklim kondusif di persepakbolaan kita. Terutama di era dasawarsa terakhir kepemimpinan Nurdin Halid dan Djohar Arifin. KSN di Malang yang digagas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun tak menyentuh secara eksplisit mengenai pemberdayaan suporter agar turut menjadi bagian perbaikan sepakbola nasional.

Dan apa hasil investigasi kami akan pertanyaan sederhana ini? Jawabannya cukup sederhana: Bahwa rivalitas antar suporter yang kian hari kian berkembang menjurus pada aksi anarkis ini adalah sengaja dipelihara untuk menjaga gap-gap antar suporter agar fanatisme berlebihan tetap tertanam kuat bagi masing-masing suporter. Dari segi pendekatan sosiologis, kami pernah bertanya pada salah satu dosen di Jogja mengenai fenomena suporter, beliau mengemukakan pendapatnya bahwa jargon “Mati, urip, toh nyawa, tetep mbela tim kesayanganku” memang menjadi faktor utama untuk menyuburkan fanatisme yang berlebihan. Dan jargon itu memang diciptakan dengan segala penyajian agar serasa bahwa suporter sendiri yang menginginkan jargon seperti itu. Jauh daripada itu, si pemangku kepentingan tetap akan bisa mengawal kepentingannya karena gap-gap yang tercipta secara periodik di tingkat suporter dan menyuburkan aroma rivalitas. Kalau sudah begini, maka suporter akan tercerai-berai dan kemungkinan besarnya adalah melupakan semangat persatuan dan kesatuan sebagai bagian dari sepakbola nasional. Mengapa para pemangku kepentingan hajatan sepakbola nasional takut kalau seandainya suporter bersatu, Nurdin Halid adalah contoh nyata.

Bila sudah begini, maka cita-cita Ronaldikin Taucho sebagai tokoh perdamaian antar suporter di Indonesia akan terasa sangat berat, karena menghadapi doktrin-doktrin yang tercipta di tingkat akar rumput. Rivalitas suporter itu yang bagaimana? Yaaaa menurut kami, rivalitas itu mendukung tim kesayangannya, Cules nyaman nonton ke Bernabeu dan Madridista nyaman nonton ke Nou Camp. Dan sebagai pelengkap akhir dari coretan ini, kami akan menampilkan hasil wawancara kami terhadap Sodrun atas kejadian beberapa hari yang lalu.


“Lhaaa, inyonge ya pilih mulih bae lah ora usah mangkat tanding. Ora apa-apa inyonge diarani pengecut, nyawane inyong luwih berharga timbangane mangkat tapi nyawa terancam. Ngapa toh nyawa kudu teka maring stadion, lha mengko bis’e diobong njur kepriwe je? Inyong mesti melu kobong, ora MATI SYAHID, tapi MATI SANGIT”
translate :
“Lhaaa, saya ya pilih pulang sajalah, nggak perlu berangkat bertanding. Tidak mengapa saya dibilang pengecut, nyawa saya lebih berharga daripada berangkat tapi nyawa terancam. Ngapain taruhan nyawa harus datang ke stadion, nanti busnya dibakar terus gimana? Saya pasti kebakar, bukan mati syahid, tapi mati sangit” (sangit = hangus terbakar)

sumber - http://olahraga.kompasiana.com/bola/2013/06/24/mengapa-rivalitas-suporter-terkesan-dibiarkan-571470.html 


Cinta Palsu

10

Cinta Palsu (Fake 

Love) by ultras-tifo

What a show! Pyro dan lagu selama 90 menit, bendera besar, tampilan kartu dan pagar ditutupi oleh spanduk. Fans bahkan muncul di latihan terakhir untuk mendukung pemain kesayangan mereka sebelum pertandingan persahabatan yang sangat penting. Fantastis mentalitas, atau?
Ada satu masalah, mereka tidak mendukung Indonesia. Penduduk setempat melakukan semua ini untuk Liverpool (!).

Hanya untuk membuat jelas. Ini pertandingan tidak begitu penting dimainkan di Indonesia. Liverpool dari Inggris, sangat jauh dari Indonesia. Stadion dipenuhi dengan fans lokal, tetapi mereka semua mendukung klub Inggris!

1) Selalu mendukung tim lokal Anda!
2) Setidaknya mendukung bangsa sendiri di negara Anda sendiri.

Kami tidak terkejut melihat pemburu kemuliaan mendukung klub terkenal seperti Liverpool, Chelsea, Manchester United, Barcelona dan semua itu. Klub-klub ini mendapatkan banyak dengan melakukan perjalanan di seluruh dunia setiap musim panas untuk pemuas TV-pendukung mereka.

Kita bisa hidup dengan itu, tapi kita marah ketika kita melihat pendukung menempatkan ini banyak usaha dalam mendukung tim lokal tidak ada, melawan tim nasional mereka sendiri!

Ini hanya membuktikan gambar bisa berbohong. Hal ini terlihat sangat baik dilihat dari gambar di atas, tetapi tidak ada mentalitas.

Kami tidak akan mengatakan siapa yang “Ultras” dan siapa yang tidak “Ultras”, kita semua memiliki pikiran kita tentang hal itu. Apa yang kita tidak suka adalah yang menyatakan dirinya “Ultras” menyalin segala sesuatu dari kancah Eropa.

Itu fantastis bahwa fans di seluruh dunia ingin meningkatkan dukungan mereka untuk klub mereka. Tapi membiarkan orang lain memutuskan apakah Anda Ultras atau tidak. Big terhadap semua penggemar yang telah kita lihat dalam beberapa bulan terakhir, terutama dari negara-negara Asia, yang menciptakan acara yang sangat baik sementara mendukung klub lokal mereka, yang bagus untuk melihat.

Tapi harap diingat, Ultras bukan sesuatu yang hanya bisa menyebut diri, Ultras adalah cara hidup. Ini gaya hidup, itu jauh lebih dari membakar beberapa flare selama pertandingan.

Salah satu prinsip utama kami adalah: Pendukung klub lokal Anda, karena klub ini merupakan daerah / kota Anda dilahirkan masuk klub lokal Anda mewakili sekolah, jalan-jalan, dan di mana Anda dan teman Anda hidup. Jadilah bangga kota dan klub lokal Anda!
 
Saya akui saya memang suka Liverpool, tapi tidak begitu besar. saya lebih mencintai klub lokal saya "Barito Putera''.
Bagi saya mencintai klub luar negeri, tetapi tidak mencintai kub lokal sama hal nya mencintai istri tapi tidak mencintai IBU, durhaka woyy durhaka.........



#SupportYourLocalTeam !!! 

Ultras yang sebenarnyaa

Seorang Ultra sejati tidak memiliki nama -hanya teman dekat yang mengetahuinya-. Seorang Ultra sejati tidak dikenal oleh orang lain, kepalanya selalu tertutup oleh “hood”, hidung dan mulutnya selalu ditutup oleh syal. Seorang Ultra sejati tidak mengikuti mode dan hal teranyar lainnya. Saat seorang Ultra berjalan dikeramaian, kendati tanpa logo supporter, dia akan mudah dikenal orang lain. Seorang Ultra sejati hanya menyerang jika diserang dan akan menolong jika diperlukan. Seorang Ultra sejati tidak akan berhenti kendati tiba di rumah dan membuka syalnya. Ultra Sejati akan selalu bertarung tujuh hari dalam seminggu.

Ultra tua akan memimpin dan memberikan contoh kepada yang muda. Ultra muda harus memberikan rasa hormat kepada yang tua. Ultra muda akan merasa bangga jika berdiri berdampingan dengan yang tua, mereka akan belajar dari kritikan si tua. Yang muda akan bersemangat jika mendapat jabatan tangan erat dari yang tua. Saat orang normal melihat tingkah laku Ultra, mereka tidak akan mengerti, tetapi Ultra memang tidak ingin dimengerti atau menjelaskan arti keberadaan mereka. Setiap Ultra berbeda; ada yang mengenakan logo supporter atau tim ada juga yang tidak pernah menggunakan keduanya. Ada yang bepergian dalam sebuah kelompok ada yang pergi secara individu.

Kendati berbeda, satu hal yang membuat mereka bersatu adalah kecintaan terhadap klub, hasrat mereka untuk berdiri selama 90 menit tidak peduli hujan atau dingin. Mereka bersatu dan menghangatkan diri dengan teriakan keras dan serempak, bersatu kendati tertidur setengah mabuk di sebuah kereta atau bis yang membawa mereka pada pertandingan tandang, bersatu karena konvoi di pusat kota tim lawan, bersatu karena berbagi sedikit makanan setelah berjam-jam menahan rasa lapar, bersatu karena berbagi sebatang rokok, bersatu karena berpenampilan sama, bersatu karena idealisme, bersatu karena memiliki MENTALITAS yang sama.

Semua hal diatas menyatukan kami sekaligus menjauhkan kami dari bagian dunia yang lain; dari orang tua yang khawatir, dari sepupu yang bodoh, dari teman sekolah atau rekan kerja, dari guru atau bos yang tidak memiliki rasa toleransi. Ultras tidak pernah melakukan vandalisme atau kekerasan tanpa alasan. Ini hanya cara untuk bertahan dari hidup yang sudah terkena krisis masalah sosial, acara televisi yang bodoh, disko yang terus menerus menarik anak muda dan terpenting tindakan represif yang tidak dapat dibenarkan (polisi dan federasi).

Menjadi Ultra adalah seperti ini dan masih banyak lainnya seperti emosi dan hasrat yang tidak dapat dijelaskan kepada orang lain yang tidak mau mengerti atau kepada orang yang biasa memutar kepala dan melanjutkan hidup di balik kaca, orang yang tidak memilik cukup NYALI untuk menghancurkan kaca dan memasuki DUNIA KITA!

Saturday, July 13, 2013

KLARIFIKASI PENONTON SEPAKBOLA

1.Hooligan
Hooligan adalah fans sepakbola yang brutal ketika tim idolanya kalah bertanding. Hooligan merupakan stereotif supporter sepakbola dari Inggris, namun akhi-akhir ini menjadi fenomena dunia termasuk negara Indonesia sendiri. Sebagian besar dari hooligan adalah para backpacker yang berpengalaman dalam melakukan sebuah perjalanan. Tidak sedikit dari mereka yang sering keluar-masuk penjara karena sering terlibat dalam sebuah bentrokan. Mereka jarang menggunakan pakaian yang sama dengan tim pujaannya agar tidak terdeksi kehadiran mereka oleh pihak aparat. Meski demikian, keunggulan dari hooligan ini mereka paling anti menggunakan senjata dalam melakukan sebuah duel, karena menurut mereka itu hanyalah sebuah cara yang dilakukan oleh sekelompok banci.
2.Ultras
Ultras diambil dari bahasa latin yang mengandung artian 'di luar kebiasaan'. Kalangan ultras tidak pernah berhenti menyanyi mendengungkan yel-yel lagu kebangsaan tim mereka selama pertandingan berlangsung. Mereka juga rela berdiri sepanjang pertandingan berlangsung (karena negara-negara yang terkenal dengan ultras nya seperti Argentina dan Italia, menyediakan tribun berdiri di dalam salah satu sudut stadion mereka). Selain itu pun para ultras paling senang menyalakan kembang api atau petasan di dalam stadion karena hal itu didorong untuk mencari perhatian, bahwa mereka hadir di dalam kerumunan manusia di dalam stadion. Karakter mereka cenderung tempramental, tidak jauh seperti hooliga. Jika tim nya kalah bertanding atau diremehkan pihak musuh. Namun perbedaan mereka dengan hooligan terletak pada tujuan kehadiran mereka di stadion. Tujuan utama kehadiran mereka adalah untuk mendukung tim, bukan untuk menunjukan kekuatan lewat adu fisik. Anggota ultras biasanya merupakan anggota yang setia dan loyal terhadap tim yang mereka bela.
3.The VIP
Bagi mereka, yang penting bukan menonton sepakbola, melainkan supaya ditontong penonton lain. Sebagian besar penonton ini adalah kaum selebritas yang hadir diantara kerumunan orang selain itu pun mereka para pebisnis tingkat tinggi yang menyaksikan pertandingan di kotak VIP (skyboxes) demi sebuah gengsi untuk sebuah pencitraan diri. Merka tidak perduli dengan hasil pertandingan, kecuali itu akan mempengaruhi bisnis yang digelutinya.
4.Daddy/Mommy
Mereka adalah orang-orang yang suka membawa anggota keluarga ke dalam stadion. Bagi mereka menonton pertandingan sepakbola dalam sebuah stadion merupakan sebuah hiburan rekreasi keluarga. Oleh karena itu, biasanya tipe ini hadir ke stadion ketika tiket pertandingan tidak terlalu mahal seperti pada babak-babak penyisihan. Sebagian besar para Daddy/Mommy ini adalah karyawan yang bekerja secara profesional yang gemar terhadap sepakbola namun tidak terlalu fanatik. Letak duduk mereka di stadion pun biasanya jauh dari para hooligan dan ultras.
5.Pohon Natal
Pohon natal karena sekujur tubuh mereka dibenuhi berbagai atribut klub, mulai dari pin, badge, scraft, jersey, kupluk, topi, corat-coret wajah, beraneka ragam wig, sampai tato yang menghiasi tubuh mereka. Berbeda dengan ultras dan hooligan yang selalu laki-laki, christmas tree bisa laki-laki maupun perempuan, tampil sendiri-sendiri maupun berkelompok. Mereka tak hanya menonton sepakbola tetepi juga berusaha menunjukan identitas negara atau kelompok mereka. Mereka biasanya duduk berkelompok di areal yang jauh dari hooligan dan ultras.
6.The Expert
Sebagian besar adalah para pensiunan yang telah berumur. Meraka tak sayang menggunakan uang pensiunannya untuk bertaruh. Tak heran wajah mereka selalu bertaruh. Tak jarang pula mereka meneguk berbotol-botol minuman karena saking tegangnya. Namun 'para ahli' pertaruhan ini biasanya hanya tertarik pada pertandingan sekelas World Cup dan UEFA cup, bukan pada pertandingan liga. Letak duduk mereka biasanya selalu dekat gawang untuk memudahkan mereka berteriak bak seorang pelatih.
7.Couch Potato
Muingkin inilahkelompok terbesar dari fans sepakbola. Mereka ini tipe penonton yang tidak hadir langsung ke stadion namun melalui pesawat TV di rumah. Tipe ini berasumsi bahwa menonton melalui TV lebih nyaman daripada membuang uang untuk sebuah pertandingan yang belum tentu bagus. Akan tetapi jangan salah, meskipun hanya menonton di depan TV, mereka juga berdandan seolah-olah berada di dalam lapangan. Kaos tim, bendera dan segera macam atribut lainnya.
So, dimanakah posisi anda berada?

FOOTBALL IS LIFE

Football is Life


Tanpa disadari olahraga dengan dua puluh dua pemain aktif di lapangan ini telah menjelma menjadi sesuatu yg mampu memberi arti pada hidup seseorang. Bahkan seorang Manager legendaris Merseyside Reds pun pernah berkata dan menjadi kutipan sepakbola yang sangat terkenal sampai saat ini "Some people think that football is a matter of life and death. Let me tell u this... it is much more serious than that!" Kutipan ini muncul ketika beliau memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia sepakbola, lalu hanya menunggu beberapa hari saja munculah kutipan tersebut dan membuat beliau menganulir keputusan nya.

Orang awam boleh saja menelan ludah ketika menemukan seseorang dengan sebuah tato berlogo tim kebanggaan nya di punggung, bahu, kaki, atau tangan mereka. Kegilaan-kegilaan seperti ini mungkin menjadi hal yang aneh bagi kebanyakan orang, tapi rasa fanatisme seseorang pendukung sepakbola memang selalu tidak dapat ditebak dan masuk logika. Sepakbola memang lebih dari hidup dan banyak orang yang percaya akan hal itu. Berapa ratus bahkan puluhan ribu orang yang rela mengorbankan jiwa dan raga nya demi tim yang mereka bela. Ini bukan hanya sekedar cerita fiksi menyayat hati yang membuat orang berdecak seakan tidak percaya layaknya film-film dari Korea atau sinetron Cinta Fitri, karena ini sebuah cerita nyata yang terjadi di depan mata. SAVE OUR FOOTBALL, RESPECT!

Budaya Salah Kaprah Hooliganisme di Indonesia









HOOLIGAN. Mungkin inilah sebuah kata yang saat ini sedang sangat populer dikalangan penikmat sepakbola Negeri ini. Nama Hooligan saat ini memang telah menjadi sebuah trend dikalangan supporter Indonesia layaknya Skinhead, Punk atau Mods. Contoh kecil, ratusan bahkan ribuan orang memakai nick name kata Hooligan ini pada akun jejaring sosial mereka. Belum lagi ratusan design tshirt/sweater/jacket yang menunjukan bahwa mereka si pemakai adalah seorang Hooligan Sepakbola sebuah tim di Indonesia. Dan masih banyak gejala sosial lainnya yang menunjukan Hooligan saat ini menjadi sebuah trend dikalangan para supporter di tanah air.
Tapi tahukah mereka apa arti sebenarnya dari kata Hooligan tersebut? Kata Hooligan sendiri tidak hanya berfungsi menjadi kata benda (noun) saja yang berarti pendukung fanatik tim Inggris. Dalam konteks yang lebih luas, Hooligan bisa pula berfungsi menjadi kata sifat (adjective), kata kerja (verb), dan kata keterangan (adverb). Semua kelompok kata tersebut mewakili perilaku, sifat, pekerjaan atau perbuatan, dan keterangan atau keadaan yang menggambarkan perilaku tidak sportif, tidak jantan, tidak mau mengakui dan menerima kekalahan, anarki, destruktif, serta fanatisme buta. Jadi, Hooligan bukan hanya ada dalam kamus persepakbolaan, melainkan juga dapat diadopsi dalam realitas yang lain, termasuk politik. Hooliganisme diartikan sebagai tindakan atau perilaku kekerasan dan destruktif. Istilah Hooliganisme sendiri sudah muncul sejak akhir abad ke 19 tepatnya pada 1898 di Inggris.
Hooligan sendiri mengandung artian fans sepakbola yang brutal ketika tim idolanya kalah bertanding. Hooligan merupakan stereotip supporter dari Negara Inggris, tetapi saat ini telah menjadi sebuah fenomena global. Sebagian besar dari para Hooligan ini merupakan para back-packer yang sangat berpengalaman dalam bepergian. Mereka sering menonton pertandingan yang sangat beresiko besar. Banyak dari mereka sering keluar masuk penjara karena sering terlibat bentrok fisik dengan supporter musuh maupun dengan pihak keamanan sebuah wilayah. Untuk mengantisipasi adanya kerusuhan, gaya berpakaian mereka pun sudah dipersiapkan dengan sangat matang untuk sebuah perkelahian. Mereka sangat jarang menggunakan pakaian yang sama dengan tim idolanya, dan memilih berpakaian asal-asalan agar tidak terdeksi oleh pihak keamanan dan pendukung musuh. Para Hooligan ini biasanya tidak duduk dalam satu tempat bersama-sama, tetapi berpencar-pencar. Dan satu yang pasti tujuan utama para Hooligan ini hadir dalam sebuah pertandingan yaitu ingin membuat sebuah keributan, dan menonton sebuah pertandingan menjadi tujuan mereka selanjutnya.
Lalu apakah keadaan ini sejalan dengan tingkah laku para supporter di Negeri ini? Jawabannya sudah pasti sangat jauh sekali. Dalam kamus para Hooligan, kehadiran mereka di arena pertandingan mungkin hanya menyanyikan dan mengumandangkan chants-chants tim kebangsaan mereka dan tidak pernah mengenal dengan yang nama nya tetabuhan tambur dan tari-tari an di dalam stadion layaknya supporter di Indonesia. Selain itu pun para Hooligan tidak mengenal dengan yang namanya flair berwarna dan berasap tebal atau beraneka ragam petasan yang selama ini sering terlihat dan menjadi ciri khas stadion-stadion di Indonesia (karena hal ini merupakan ciri khas para Ultras).
Sangat disayangkan Hooligan di Indonesia saat ini lebih diartikan menjadi sebuah trend bahkan fashion, karena namanya yang sangat keren dan kebarat-baratan. Mereka cenderung menjadi seorang fashion victim/poser, yang memakai sesuatu tanpa tau maksud dan tujuan dibalik pakaian/atribut yang mereka gunakan. Memakai tshirt dengan kata-kata yang super menakutkan dan menunjukan seorang Hooligan sejati, tetapi untuk melakoni laga away saja harus berfikir berpuluh-puluh kali karena kota A dan B bukan bagian dari teman kelompok mereka. Apakah seperti ini layak menyandang ‘gelar’ seorang Hooligan? Inilah budaya salah kaprah yang terjadi dikalangan para pecinta sepakbola tanah air selama ini. Kenapa kita tidak percaya diri untuk memakai dan mengembangkan culture kita sendiri yang sudah turun menurun dan cenderung bangga memakai culture luar. Sudah saat nya kita semua kembali pada culture budaya kita sebagai orang timur, termasuk dalam hal menjadi seorang supporter sepakbola. Mengapa harus bangga menggunakan kata-kata Hooligan, Ultras, atau sejuta kata keren lainnya yang jelas-jelas bukan milik kita. Perkenalkan budaya kita pada dunia bukan kita yang menjadi korban budaya dunia













Sunday, July 7, 2013

Hooligans

Hooligans Inggris

Sebuah cerita tentang Pengalaman yang menghasilkan Pengetahuan
KNOWLEDGE berasal dari Bahasa Inggris yang berarti PENGETAHUAN.
EXPERIENCE berasal dari Bahasa Inggris yang berarti PENGALAMAN.

Kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain, layaknya dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Untuk bisa memperoleh PENGETAHUAN, kita harus belajar dari PENGALAMAN, karena PENGALAMAN adalah guru yang baik sekaligus sumber dari PENGETAHUAN.

Dua hal tersebut menjadi dasar dari pembuatan blog ini, yang mana blog ini akan berisi tentang KNOWLEDGE dan EXPERIENCE yang ingin Saya sharing, sehingga bisa menjadi Informasi dan Cerita menarik yang berguna untuk Anda.

Sekian dan selamat menikmati hidangan berupa KNOWLEDGE dan EXPERIENCE.
 

HOOLIGANS INGGRIS PALING BERBAHAYA


Kalau sebelumnya saya sudah menjelaskan tentang asal-usul dari Hooligan, dalam kesempatan kali ini saya ingin berbagi informasi untuk menambah pengetahuan atau wawasan kita. Berikut ini adalah beberapa Hooligans Inggris yang paling berbahaya :

BUSHWACKERS - MILLWALL FC


Mereka adalah supporter fanatik klub sepakbola Millwall FC. Musuh utama mereka adalah Inter City Firm, supporter fanatik klub West Ham United. Nama Bushwackers mereka ambil dari pelesetan nama penyerbuan ketika perang saudara di Amerika. Dan ngga' ada yang mau cari gara-gara dengan Hooligan yang satu ini. Mereka bahkan memiliki senjata yang dirancang sendiri, khusus untuk menyerang supporter lawan, mereka menyebutnya dengan "The Millwall Brick." Puncak kegiatan mereka pada tahun 1980-an, Bushwackers kerap membuat ulah serius selama pertandingan, dan bertanggung jawab atas beberapa kerusuhan terburuk dalam sepakbola Inggris. Dan mereka bangga dengan kelakuannya itu.

Walaupun setelah itu mereka tidak segarang sebelumnya, namun 2 supporter Wolverhampton tewas dibuatnya, ditusuk oleh pisau Stanley. Sementara di tahun 2002 lebih banyak lagi pertumpahan darah ketika malam pertandingan play off versus Birmingham City. Polisi menggambarkan kejadian malam itu sebagai kekerasan terburuk dan mejadi reputasi Bushwackers yang tidak akan tertandingi.


INTER CITY FIRM - WEST HAM UNITED


Sekelompok Hooligan yang aktif dari tahun 1970 - 1990, mereka bernama Inter City Firm (ICF). Supporter fanatik dari klub London, West Ham United. Dinamakan Inter City Firm sesuai dengan nama kereta yang mereka pakai untuk menyaksikan pertandingan away. Inter City Firm mempunyai kebiasaan unik dimana mereka meninggalkan kartu di tubuh lawan yang mereka serang dengan tulisan yang tertera : "Selamat, anda baru saja bertemu dengan ICF."


Meskipun sama-sama menyukai kekerasan, Cass Pennant, seorang yang berpengaruh di ICF menyatakan bahwa ICF berbeda dengan Hooligan lainnya yang umumnya mereka rasis dan berhaluan neo-nazi. Namun tetap saja mereka bukanlah teman-teman yang baik. Banyak contoh ekstrim perilaku kekerasan mereka telah didokumentasikan, bentrokan sering terjadi dengan Hooligan saingannya, Bushwackers Millwall.


ZULU WARRIORS - BIRMINGHAM CITY


Kembali ke tahun 70-an, teriakan "Zulu, Zulu!!!" dijalanan Brimingham hanya memiliki arti; Ksatria Zulu, Birmingham City yang terbaik dan provokasi untuk menantang bertempur. Dikenal karena anggotanya yang berasal dari berbagai latar belakang etnis, Hooligan yang satu ini adalah salah satu yang paling ditakuti di era 80-an, dan mereka tetap penyebab utama kerusuhan. Bentrokan dan kekerasan seringkali terjadi dengan pendukung rival klub Aston Villa pada hari derby, dan Zulu yang dikenal keras mempertahankan wilayah mereka dari serangan Hooligan lain.

Diantara sekian banyak insiden yang dipicu oleh Ksatria Zulu ini adalah serangkaian kerusuhan di Cardiff pada tahun 2001 yang menyebabkan satu pub hancur, satu orang diserang dan sembilan lagi dibawa ke rumah sakit. Kemudian pada tahun 2006, sekitar 200 fans Birmingham City merobohkan pagar yang memisahkan mereka dari fans Stoke City, setelah pertandingan piala FA, erang pun pecah dan polisi tidak luput dari serangan Zulu. Seorang perwira senior kepolisian menggambarkan kerusuhan ini sebagai "Kekerasan Ekstrim."


HARDCORE - ASTON VILLA


Hooligan terkenal lainnya yang berbasis di kota Birmingham adalah Aston Villa Hardcore. Berafiliasi dengan klub Aston Villa atau lebih dikenal sebagai The Villains. Dan reputasi mereka juga tidak kalah sengitnya dibanding rival sekotanya Zulu Warriors, Birmingham City. Pada "Pertempuran Rock Lane" tahun 2002, menyebabkan beberapa gangguan serius di daerah Lane Rocky Aston sebelum pertandingan antara Aston Villa versus Birmingham City yang menyebabkan penangkapan 15 orang Hooligan dan salah seorang anggota Hooligan, Steven Fowler, dipenjarakan selama enam bulan.

Kemudian pada tahun 2005, lagi-lagi Steven Fowler harus kembali mendekam di penjara untuk 12 bulan kemudian dan dilarang menonton pertandingan secara langsung selama 10 tahun, karena ia terlibat dalam serangan terorganisir antara Hardcore Villa dan Headhunter Chelsea di King's London's Cross tahun 2004. Juga pada tahun yang sama, beberapa Hooligan Villa terlibat dalam pertempuran dengan Fans Queens Park Ranger diluar Villa Park (Stadion klub Aston Villa), dimana seorang pramugara meninggal ketika menyeberang jalan.


6.57 CREW - PORTSMOUTH


Hooligan ini adalah supporter fanatik klub sepakbola Portsmouth FC. 6.57 Crew diambil berdasarkan waktu kereta yang membawa mereka ke stasiun Waterloo London pada hari Sabtu yaitu pukul 06:57. 6.57 Crew adalah salah satu kumpulan Hooligan yang terbesar selama tahun 1980-an, dan telah menyebabkan kekacauan di seluruh negeri. Pada tahun 2001, mereka bertempur dengan fans Conventry City di kandang Coventry, menghancurkan kursi stadion dan melemparkan Molotov ke lawan mereka.

Pada tahun 2004, 93 anggota mereka ditangkap (termasuk anak 10 tahun yang menjadi Hooligan termuda dalam sejarah Hooliganism Inggris) karena berulah dan memulai kerusuhan, sebelum dan setelah pertandingan melawan rival klub mereka yakni Southampton, di mana polisi diserang dan toko-toko dijarah. Lebih dari 100 Hooligan Portsmouth dilarang bepergian ke piala dunia 2006 di Jerman karena dinyatakan bersalah atas kejahatan yang berhubungan dengan sepakbola.


THE RED ARMY - MANCHESTER UNITED


Manchester United adalah salah satu klub sepakbola terbesar dengan permainan yang indah, sehingga supporter fanatik mereka, The Red Army, dapat dikatakan memilik jumlah terbesar dengan tingkat Hooliganisme tinggi di Britania. Sementara nama The Red Army juga digunakan untuk merujuk kepada fans Manchester United pada umumnya, pada pertengahan tahun 70-an nama itu menjadi identik dengan beberapa insiden menentukan dalam Hooliganisme Inggris.

Bentrokan massal terekam pada tahun 1985. Kala itu The Red Army berseteru dengan Hooligan West Ham United, Inter City Firm, disekitar kota Manchester. Pemimpin sekaligus legenda dari The Red Army adalah Tony O'Neill yang selama 30 tahun menjadi fans sejati, dimulai pada saat ia berumur 16 tahun, ikut bergabung dan bergerombol untuk mendukung Setan Merah dimanapun mereka berlaga. Karena kepribadiaanya yang kuat itulah, menjadikannya pemimpin sekaligus leganda sejati The Red Army.


HEADHUNTERS - CHELSEA FC


Hooligans ini merupakan fans fanatik klub kota London, Chelsea FC. Headhunters merupakan Hooligan rasis yang juga kadang dikaitkan dengan Front Nasional dan Paramiliter Combat 18. Pada tahun 1999, Headhunters telah disusupi oleh seorang reporter BBC yang menyamar sebagai anggota tapi punya tattoo singa yang salah (fans berat Chelsea pasti tahu logo singa Chelsea), kesalahan beresiko tersebut membuat geram para Headhunters.

Mantan pemimpin Headhunters, Kevin Whitton, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 1985, setelah melakukan serangan yang dianggap sebagai salah satu insiden Hooliganisme sepakbola terburuk yang pernah ada di Inggris. Ketika itu Chelsea mengalami kekalahan, Whitton dan lainnya masuk ke sebuah pub di Kings Road dan berteriak, "Perang, perang, perang!!!". Beberapa menit kemudian manager bar yang berasal dari Amerika, tersungkur sekarat dan seorang Hooligan berteriak kepadanya, "Kalian orang Amerika datang ke sini dan mengambil pekerjaan kami!!!." Seorang anggota gang menerima hukuman 10 tahun penjara di sidang yang sama dengan Kevin Whitton.


THE LEEDS UNITED SERVICE CREW - LEEDS UNITED


Dari namanya kita sudah bisa menembak kalau The Leeds United Service Crew adalah supporter fanatik dari tim sepakbola Liga Inggris, Leeds United. Service Crew terbentuk pada tahun 1974, dan diberi nama setelah pelayanan kereta publik biasa yang membawa para Hooligan pergi untuk melihat pertandingan.

Service Crew memiliki reputasi sebagai salah satu Hooligan paling terkenal dalam sepakbola Inggris. Pada tahun 1985 ketika Hooliganisme sepakbola tersebar luas di Inggris, The BBC Six O'Clock News memiliki laporan khusus, dimana mereka terdaftar dalam Hooligan terburuk yang menciptakan kekacauan di seluruh Inggris dan Leeds United tercatat dalam daftar lima klub terburuk di Liga Inggris.


LIVERPUDLIAN - LIVERPOOL FC


Liverpudlian adalah sebutan untuk supporter fanatik klub sepakbola Liverpool FC. Hooligans ini merupakan rival dari suporter fanatik klub Everton FC karena sebelumnya mereka pernah berbagi stadion. Liverpudlian juga merupakan seteru dari The Red Army karena perseteruan clasic antara klub Liverpool versus Manchester United. Liverpool adalah salah satu klub tersukses yang dimiliki oleh Liga Inggris. Namun prestasi yang di buat oleh klub tercoreng oleh reputasi dari Liverpudlian yang sangat terkenal, bahkan hingga diseluruh dunia, karena mereka menjadi kelompok yang bertanggung jawab atas terjadinya insiden sebelum pertandingan final Piala Champions antara Liverpool FC versus klub italia, Juventus.

Tragedi tersebut menewaskan 39 orang, yang sebagian besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepakbola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selam 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan "Tragedi Heysel".

Kemudian pada 15 April 1989, lagi-lagi Liverpudlian dan Liverpool FC harus mengalami insiden yang dikenal dengan nama "Tragedi Hillsborough", pada pertandingan semi final Piala FA melawan Nottingham Forrest. Ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion yang mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1 Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun.


Itulah beberapa review atau info menarik tentang Hooligans yang paling berbahaya di Inggris. Semoga informasi ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan anda. Namun ingat satu hal, segala tulisan dan cerita tentang kekerasan yang ada dalam atikel tentang Hooligans ini, bukan untuk dicontoh, melainkan hanya untuk menambah wawasan untuk kita lebih dewasa dalam sebuah fanatisme. Sekian tulisan saya ini dan ingat satu hal...


DON'T TRY THIS AT HOME !!!


 

Hooligans Barito Putera

ALL ABOUT ND YELLOW BOYS
ND YELLOW BOYS
       Terbentuk pada 29 Maret 2009 pas Barito Putera masih bermain di kasta ke2 Liga Indonesia, yah Divisi Utama, NDYB di Bentuk Oleh 4 Sekawan. Di NDYB gak ada yang namanya KETUA karena NDYB berdiri atas dasar sama rata, so gak ada yang harus di hormati, semua sama !
   
     Makna lambang :
1. 8 garis/8arah mata angin : Kemanapun Barito Putera Berlaga support dan spirit NDYB akan selalu ada.

2. syal Barito Putera : dukungan terhadap tim kebanggaan urang banua BARITO PUTERA

3. anjing pitbull : anjing yang menggambarkan kekuatan &    Kesetiaan

4. arti dan makna lambang lingkaran kuning : hubungan persaudaraan dan kekeluargaan yag tak pernah putus2nya.

FAMILY NDYB
 BATARA : BANJARBARU MARTAPURA















 2.


















3.













 5


 pyro party



< lawan AREMA









 < lwn persipura jayapura,, kemanangan terasa manis, karena bisa mematahakan rekor tak terkalahakan persipura :D









 LIRIK CHANTS NDYB : Kami di sini North district yellow boys, sampai mati ku dukung Barito, kalahan lawan mu,kalahkan lawan mu ND yellow boys selalu bersama-mu !!

 #VivaLaBaritoPutera #Hooligans1988 #BaritoDays #ForBaritoWeDo